Bernafas Tanpamu
Cinta
hadir karena melalui banyak proses, dan proses tersebut berawal dari sebuah
pertemuan. Seperti pertemuan dua insan ini yang sangat tak terduga, yang pada
akhirnya membuat rasa cinta yang ada pada hati mereka tumbuh dengan sendirinya.
Memang takkan pernah ada yang mengetahui betapa indah skenario Tuhan. Terdengar
percakapan lembut sepasang kekasih. Mereka adalah Sam dan Jessie. Dikampus Sam
dan Jessie terkenal sebagai pasangan yang serasi dan romantis.
"Sayang,
ngga kerasa ya, besok kita anniversary yang satu tahun. Semoga takdir ngga
pernah berubah ya..?" ucap Sam sambil tersenyum
"Maksudnya
takdir apa, sayang ?" tanya Jessie
"Iya,
takdir, kalau kamu akan selalu jadi milik aku." ucap Sam tersenyum
"Ah
kamu nih, aku kira apa. Iya harapan aku juga begitu. Semoga Tuhan ngga pernah
merubah skenarionya yang terindah." ucap Jessie
"Skenario
yang mana ? Memang kamu buat film ?" tanya Sam
"Iya,
sayang. Maksud aku kan semua tentang hidup kita Tuhan yang mengatur, kan Tuhan
yang menulis semua tentang hidup kita didalam skenarionya. Dan aku berharap skenario
terindahnya yaitu tentang cinta kita, ngga akan dirubah sama Tuhan. Supaya aku
bisa terus sama-sama kamu, sayang." jelas Jessie
“Ih..?
Kamu ternyata romantis juga ya ?" ucap Sam sambil mencubit hidung Jessie
"Iya
dong, pacarnya siapa dulu ?" canda Jessie
"Siapa
ya ?" canda Sam
"Oh,
jadi ngga ngakiun aku ?" tanya Jessie
"Engga
dong, kamu kan kesayangannya Samuel Aditya." ucap Sam sambil mencium
kening Jessie
Memang terlihat rona bahagia yang terpancar
diwajah mereka. Keesokan harinya adalah Anniversary mereka yang ke 1 tahun.
Tapi tiba-tiba Sam lupa. Padahal kemarin baru saja mereka membicarakannya.
Jessie tetap mengucapkan lewat pesan singkat kepada Sam, tapi Sam tak kunjung
membalasnya.
"Happy
Anniversarry sayang, semoga apa yang telah capai sampai satu tahun ini, tak
pernah dirubah Tuhan. Dan kamu, akan tetap menjadi bintang yang paling terang
dalam hati aku. I love you so much Samuel Aditya :*
({})"
Jessie
masih sabar menunggu balasan dari Sam. Saat itu Jessie ingin membuat surprise di hari Anniversarynya dengan memasak nasi nasi goreng special untuk mereka makan ditempat pertama kali mereka bertemu.
Jessie lagi-lagi mengirim pesan singkat ke Sam, tapi lagi-lagi Sam membalasnya.
Telpon Jessie pun berkali-kali tidak diangkat oleh Sam. Jessie mencoba
berfikiran positif terhadap Sam. Jessie semakin sedih karena hal ini, karena
Sam melupakan hari jadinya.
"Sayang,
aku tunggu kamu ditempat dulu kita pertama kali ketemu ya, aku ada kejutan
untuk kamu."
Jessie
sudah berangkat ke tempat tersebut, menunggu kedatangan Sam. Detik, menit, jam
pun berlalu, matahari telah kembali ke peraduannya. Langit pun mulai gelap, Sam
juga tak kunjung datang.
Ternyata Sam mendadak lupa dengan Anniversarynya, karena hari itu Sam
diajak jalan sama Nadia. Sam lupa membawa Hp-nya. Saat ia baru pulang pada
malam hari, Sam lupa mengecek Hp dan ternyata banyak panggilan tak terjawab
dari Jessie, lalu ada 2 pesan singkat dari Jessie yang isinya adalah ucapan
Anniversary. Sam bergegas ke tempat dimana Jessie menunggu dan ternyata sampai
saat ini Jessie masih menunggu Sam. Malam itu, hujan turu begitu deras. Jessie
rela kehujanan hanya untuk menunggu Sam, sampai bajunya basah kuyup.
"Jessie,
maafin aku.. aku ngga tau kalau kamu ternyata..?" Sam menghentikan
pembicaraannya
Jessie
hanya tersenyum pucat kepada Sam dan tak lama kemudian Jessie pingsan karena
sudah terlalu lama menunggu Sam sampai seluruh tubuhnya basah kuyup dan dingin.
"Sayang..
kamu kenapa ? bangun!! Maafin aku, aku memang bodoh, ngelupain kamu demi orang
lain." ucap Sam sambil menangis dihadapan Jessie yang sekarang lemah tak
berdaya
Setelah itu, Sam langsung membawa
Jessie kerumah sakit. Sam pun menunggu Jessie sampai Jessie sadar. Keesokan
harinya..
"Sayang,
bangun udah pagi." ucap Jessie sambil membelai kepala Sam yang sedang
tertidur disebelahnya.
Saat
itu, yang pertama kali Sam lihat saat ia terbangun dari tidurnya adalah
senyuman Jessie yang agak pucat.
"Emh..kamu
udah sadar, Sayang ? Maafin aku soal kemarin ya. Kemarin itu aku ngga tau kalau
kamu mau kasih surprise buat aku.
Mama kemarin minta aku buat antar dia belanja dan Hp aku juga ketinggalan
dikamar. Maafin aku ya, gara-gara aku, kamu jadi begini." jelas Sam sambil
mencium tangan Jessie
"Iya
sayang, ngga apa-apa kok. Tapi kenapa sekarang aku ada dirumah sakit ? Apa yang
terjadi sebenarnya ?" tanya Jessie
"Semalem
itu, kamu pingsan gara-gara kamu nungguin aku sampai kamu kehujanan. Ini semua
salah aku harusnya aku ngga ninggalin Hp dirumah. Jadinya kan ngga akan seperti
ini! Aku memang bodoh, Yang! Sekali lagi aku minta maaf ya." ucap Sam
"Sayang
(sambil menggenggam tangan Sam) udah ya, ngga usah merasa bersalah gitu, aku
ngerti kok. Lagian kamu kan harus mentingin mama kamu dibanding aku." ucap
Jessie tersenyum
"Maafin
aku sayang. Aku terpaksa bohong. Sebenarnya kemarin itu aku pergi sama Nadia.
Dan aku bener-bener lupa sama Anniv kita. Aku ngga mau membuat kamu semakin
sakit. Jujur, aku benar-benar mencintai kamu dan aku ngga mau kehilangan
kamu." gumam Sam sambil menatap wajah Jessie
Sore harinya, Jessie sudah
diperbolehkan pulang dari rumah sakit. Lagi-lagi Sam lupa kalau dia
meninggalkan Hp-nya dimeja ruangan tempat Jessie dirawat. Saat Jessie pulang
pun Sam pun tak terlihat batang hidungnya.
"Lho,
ini kan Hp-nya Sam ? Pasti dia lupa, dasar pelupa. Sam..Sam.." ucap Jessie
sambil tersenyum
Saat
Jessie sedang memegang Hp Sam, tiba-tiba ada bbm masuk. Disana tertulis..
"Sam, aku tunggu kamu dicafe biasa
nanti malem ya." Bbm tersebut dari Nadia
"Nadia
? Siapa cewek ini ? Sam sudah lumayan sering chaattingan dengan cewek ini. Coba aku selediki kali ya. Maafin aku
ya, Sayang. Aku terpaksa melakukan ini untuk mencari sebuah kebenaran diatas
kebohongan." ucap Jessie
Pada
akhirnya Jessie menyadari bahwa Sam telah berbohong, kemarin Sam tidak pergi
dengan mamanya melainkan dengan Nadia.
"Jadi
ini kejutan di Anniv aku dan Sam. Sebuah kebohongan yang ditutupi dengan
kebohongan lagi. Sam tega kepadaku, aku kecewa." gumam Jessie dengan mata
berkaca-kaca
Jessie update status di twitter
“Ternyata satu tahun hubungan kita,
kamu menghiasnya dengan sebuah kebohongan!”
Irfan
teman SMA Jessie sekaligus teman kampusnya menanggapi tentang tweet Jessie. Dan Irfan sangat ingin tau
sebenarnya apa yang terjadi dengan hubungan Jessie dan Sam. Akhirnya Jessie
mengajak Irfan ketemuan di tempat biasa mereka nongkrong dulu. Jessie
menceritakan semua yang telah terjadi, termasuk kebohongan Sam.
Keesokan harinya. Jessie berusaha
menutupi apa yang telah dia ketahui dari orang yang dicintainya itu.
“Sayang,
kamu kok udah masuk kuliah sih ? Kamu kan masih harus istirahat.” sapa Sam
“Aku
udah ngga apa-apa kok, Yang. Ini Hp kamu ketinggalan kemarin di sakit.” Jawab
Jessie sambil menyodorkan Hp ke tangan Sam
“Beneran,
yaudah kalau gitu. Kita makan ke kantin yuk ? Oh iya, ya ampun aku sama sekali
ngga sadar kalau Hp aku ketinggalan. Makasih ya sayang.” ucap Sam sambil
merangkul Jessie
“Maaf,
sayang. Aku ngga bisa. Aku ada janji sama temen. Aku pergi dulu ya. Bye..” ucap
Jessie sambil melepaskan tangan Sam yang merangkulnya.
“Aneh,
ngga biasanya Jessie seperti ini. Ada apa ya ?” gumam Sam
“Tapi,
yang. Kamu ngga mau aku anterin aja ?” teriak Sam
Jessie
yang saat itu baru berjalan dua langkah dari Sam, menengok ke belakang dan
menggelengkan kepalanya, pertanda ia tak mau diantar Sam.
Jessie pergi untuk menemui Irfan.
Setibanya disana Jessie langung curhat tentang apa yang terjadi dengan
hubungannya dan Sam. Jessie meneteskan air mata. Dan saat itulah pundak Irfan yang
sedianya mampu menopangnya.
“Hai,
Fan ? Maaf ya, nunggu lama. Tadi gue ada kelas dulu soalnya.” Sapa Jessie
“Iya,
Jes. Ngga apa-apa, lagian gue belum nunggu lama kok. Yaudah silahkan duduk,
Jes. Mau makan dulu atau curhat dulu, Jes ?” tanya Irfan
“Curhat
dulu aja deh, Fan. Nanti kalau udah nangis baru makan, untuk melampiaskan
hehehe” canda Jessie
“Lo
ngga berubah ya, dari dulu kalau lo sedih pasti melampiaskannya sama makanan,
ngga aneh kalau pipi lo tembem terus. Yaudah silahkan curhat, Jes. Gue akan menjadi
pendengar. Kalau seandainya lo rapuh. Pundak gue siap kok untuk menopangnya.
Dan jika air mata lo menetes jari jemari gue ini siap kok untuk menghapusnya.”
ucap Irfan tersenyum.
Jessie
hanya mengangguk sambil tersenyum.
“Jadi
gini, Fan. Gue sama Sam kemarin Anniv yang ke satu tahun. Gue berusaha buat
kejutan biar Sam senang. Gue masak sendiri buat dia. Udah gue sms, telpon, bbm,
whats app tapi ngga dibales sama dia.
Gue nungguin dia di tempat pertama kali kita ketemu dareijam 5 sore smpai jam
10 malam. Sekitar jam 8 malam hujan turun begitu deras, gue tetap nunggu Sam.
Sampai pada akhirnya Sam datang sekitar jam 10 malam, yang gue ingat saat itu,
gue pingsan dipelukan Sam. Udah itu gue ngga tau lagi, pas kemarin gue bangun
tiba-tiba gue udah ada dirumah sakit. Dan sehari setelah gue pulang dari rumah
sakit, Hp Sam ketinggalan di meja tempat gue dirawat. Pas gue lagi mengang Hp
Sam, tiba-tiba ada BBM masuk, dan ternyata itu dari cewek dan cewek itu namanya
Nadia. Dia ngajak Sam ketemuan saat itu. Saat gue telusuri, gue baca semua BBM-nya
sama Nadia, lo tau, Fan ? Buat hati gue rasanya sakit banget. Sam rela ngelupain
Anniv kita gara-gara jalan sama cewek
itu. Dia bohong sama gue, dia bilang dipergi nganter mamanya shopping, tapi apa, Fan. Dia itu…”
omongan Jessie terhenti
“Udah
ya, Jes. Jangan nangis lagi. Sam memang keterlaluan! (sambil mengepal-ngepal
tangannya) Gue harus kasih pelajaran sama Sam!” ucap Irfan
“Jangan,
Fan. Gue mohon. Biar aja kebohongan ini terungkap sendiri dari mulutnya Sam.” ucap
Jessie sambil meneteskan air mata
Irfan
meraih wajah Jessie dan menaruh didadanya. Dan Irfan menghapus air mata Jessie.
Lagi-lagi disaat seperti ini bukan Sam yang berada didekat Jessie, melainkan
Irfan yang hanya sebatas teman.
Keesokan harinya, di kampus tidak
terlihat batang hidung Sam. Jessie berusaha mencari tau informasi tentang
keberadaan orang yang sangat dicintainya itu. Dan teman Sam bilang kalau Sam
itu ternyata sakit. Saat itu juga Jessie langsung bergegas kerumah Sam.
“Assalamualaikum…?”
ucap Jessie sambil mengetuk pintu rumah Sam
“Wa’alaikum
salam. Lho, Jessie. Apa kabar ? Udah lama ya ngga kesini. Ayo masuk.” ucap Mama
Sam
“Iya,
tante. Jessie baik. Tante sendiri gimana ? Iya nih tante baru sempat main kesini
lagi. Jessie tadi dengar dari teman Sam, Sam sakit ya ?” tanya Jessie
“Kabar
tante, ya seperti yang kamu lihat sekarang ini. Iya, Jes. Semalam Sam tiba-tiba
demam. Kalau kamu mau melihatnya silahkan ke kamarnya saja. Disana juga ada
teman Sam.” ucap Mama Sam
“Iya,
tante makasih.” ucap Jessie sambil tersenyum
Saat Jessie membuka pintu kamar Sam.
“Sayang
?” panggil Jessie
Saat
Jessie melihat Sam sedang disuapi oleh cewek yang bernama Nadia itu.
“Ternyata
aku telat ya. Maaf ya, aku ganggu kalian.“ ucap Jessie
Wajah
Jessie yang tadinya sumringah karena ingin bertemu kekasihnya itu, seolah
berubah menjadi murung.
“Sa..sa..sayang
? Ini ngga seperti apa yang kamu lihat. Dengarkan penjelasan aku dulu.” teriak
Sam
“Sejujurnya
aku udah tau ini semua, Sam. Tentang kebohongan kamu di Anniv kita. Kamu tega
buat aku nunggu sampai aku hujan-hujanan sampai pada akhirnya aku pingsan. Itu
aku lakuin cuma buat kamu, Sam! Tapi apa sekarang ? Kamu membalasnya dengan
goresan luka lagi di hati aku. Didepan mata aku kamu sama cewek itu, Sam! Aku
kecewa, Sam!!” ucap Jessie sambil menyeka air matanya dan pergi meninggalkan
Sam.
Lalu
Sam beranjak dari tempat tidur dan mengejar Jessie.
“Sam,
tunggu ini makanannya belum habis.” teriak Nadia
Sam
tak menghiraukan Nadia sama sekali.
“(sambil
mengejar Jessie) Sayang, tunggu. Biar aku jelasin semua ini dan kebohongan
dihari itu. Aku minta maaf kalau aku salah.” ucap Sam sambil memegang tangan
Jessie
“Sam,
kamu tau ngga sih, aku tuh sayang banget sama kamu. Kenapa akhir-akhir ini kamu
mulai berubah sama aku. Apa rasa sayang kamu sudah kamu bagi ke cewek itu ?
Kalau kamu bosan kamu bilang sama aku, Sam!” Jessie sambil melepaskan tangannya
yang digenggam Sam
“Bu..bu..bukannya
begitu, Jes. Aku sayang banget sama kamu. Dan aku ngga ada fikiran untuk
berbagi kasih sayang sedikit pun, Jes. Kita hanya sebatas teman. Kamu jangan childish gini dong!! Aku ngga suka,
kalau emosi udah menguasai kamu, Jes.” Bentak Sam
“Kamu
bohong, Sam. Oh, jadi kamu udah berani bentak aku, Iya! Aku benci sama kamu, Sam!“
ucap Jessie sambil mendorong tubuh Sam
Pertengkaran diantara mereka cukup membuat
Jessie drop. Jessie hampir seminggu tidak masuk kuliah. Jessie sangat kecewa
dengan sikap Sam. Sam tak pernah membentaknya. Tapi kemarin, Sam berani
membentaknya. Berkali-kali Sam ingin menjenguk Jessie, tapi Jessie tidak
memperbolehkan Sam untuk masuk menemuinya. Sampai pada akhirnya saat Sam sedang
menunggu Jessie tiba-tiba ada seorang cowok yang diperbolehkan masuk oleh
Jessie. Sam sangat kesal dengan sifat Jessie yang pendendam. Lalu Sam mengirik
pesan singkat ke Jessie.
“Jadi ini
cara kamu balas dendam sama aku. Oke kalau memang ini yang kamu mau. Kamu tega
ya, Jes. Aku udah nungguin kamu semalaman disini tapi ngga kamu bolehin masuk.
Tapi cowok yang aku ngga tau dia siapa, bahkan bukan siapa-siapa kamu, kamu
bolehin masuk. Aku ini pacar kamu, Jes! Kamu anggap aku apa ? Aku kecewa sama
kamu, Jes! Dari pada aku cape-cape nungguin kamu disini, tapi ngga kamu hargai.
Lebih baik aku pulang!”
Jessie sama sekali tidak membalas pesan
singkat dari Sam. Semenjak pertengkarannya dengan Sam. Jessie sudah tak pernah
lagi berkomunikasi dengan Sam. Bahkan saat pulang dari rumah sakit pun, Jessie
tidak mengabari Sam. Jessie hanya menghabiskan waktu istirahatnya dengan
melamun dan melamun.
“Seandainya
ada hati lain yang kosong. Aku siap menukar kekecewaan yang tergores dihatiku
dengan hati itu. Rasanya aku ingin menukarnya, jika aku bisa. Tapi apa daya
hati dan rasa kecewa ini nampaknya sudah sangat melekat dan tak bisa terganti
dengan yang lain. ” gumam Jessie
“Sam,
mengapa kau tega menodai satu tahun hubungan kita dengan cinta yang lain.
Padahal, aku begitu menyayangimu. Apakah kau sudah bosan denganku ?” ucap
Jessie sambil meratapi foto-fotonya bersama Sam
“Tuhan,
jika memang dia bukan jodohku, pisahkan kami, jangan biarkan aku lebih jauh
untuk menahan rasa sakit yang dibuatnya. Dan aku mohon gantikanlah dengan cinta
yang lebih baik darinya.” gumam Jessie dalam hati
“Besok
harus kuliah. Aku belum siap untuk bertemu Sam. Bagaimana ini ?” gumam
Jessie
Pagi yang cerah datang menyapa.
Embun-embun pun masih tampak melekat pada ujung dedaunan. Hari ini Jessie ada
kuliah pagi. Dan lagi-lagi Jessie harus siap menatap wajah orang yang ia cintai
yang telah membuatnya kecewa, karena mereka satu kelas saat Jessie ingin masuk
kelas.
“Hai,
Jes. Selamat pagi.” sapa Irfan sebelum Jessie masuk kelas
“Hai
juga, Fan. Selamat pagi.” jawab Jessie sambil tersenyum
Tak lama kemudian Sam datang
menghampiri Jessie. Sam mengira hari ini menyapa Jessie ada baiknya. Tapi
ternyata…
“Hai,
Jes ?” sapa Sam kepada Jess+ie
“Emh,
Fan. Aku masuk kelas duluan ya. See you,
Fan.” ucap Jessie
“Apa
? Jessie nyuekin gue dan lebih milih cowok itu!” gumam Sam sambil Irfan dengan
tatapan sinis
“Oh,
iya. See you too, Jes.” jawab Irfan
“Jes,
tunggu, Jes. Kita perlu ngelurusin kesalahpahaman ini.” ucap Sam sambil menarik
tangan Jessie
“Udah,
ngga ada lagi yang perlu kita luruskan. Biar waktu yang menjawab semuanya!”
tegas Jessie
Belum sempat Sam berbicara panjang
lebar. Dosen mata kuliah sudah berjalan menuju kelas dan Jessie meninggalkan
Sam di pintu kelas. Sam hanya bisa menghindar saat Jessie ingin lewat dan
sambil mengikuti Jessie masuk ke dalam kelas. Didalam kelas Sam tak fokus
belajar. Pandangannya hanya tertuju pada Jessie. Sampai dosen menyuruhnya untuk
mengerjakan soal didalam kelas, Sam tak menghiraukannya. Karena hal itu Sam
hampir dikeluarkan dari kelas.
“Ini
ngga bisa dibiarin. Gue harus menyelesaikan masalah gue dengan Jessie. Masa iya
Jessie semarah itu sampai ngga peduli gue dimarahin dosen ? Gue tau, gue yang
memulai semuanya, tapi kenapa gue yang paling sakit! Ah!” gumam Sam
Detik, menit dan jam pun berlalu. Kini
Sam lega mata kuliah telah selesai. Sam bergegas menemui Jessie untuk
menyelesaikan masalahnya. Tapi apa daya, mata Sam seolah ingin terpejam.
Melihat kekasihnya menghampiri cowok lain.
“Semarah
itukah Jessie sama gue ? Sampai dia tega menghampiri cowok yang bukan pacarnya
didepan mata gue ? Apa sejahat itukah perlakuan gue sama dia. Harus berapa kali
gue minta maaf sama Jessie! Apa gue coba cuekin dia ya selama beberapa hari
ini, terus buat Jessie cemburu dengan gue jalan sama Nadia deh. Tapi kalau dia
marah gimana ?” gumam Sam
****
“Jes,
apa ngga sebaiknya kamu dengerin dulu penjelasan Sam ? Aku ngga mau, Jes. Dituduh
perusak hubungan kalian.” ucap Irfan
“Soal
itu ya, Fan. Sebenarnya aku mau. Cuma aja aku belum siap. Ngga kok, kamu tenang
aja. Sam ngga sepicik itu.” ucap Jessie
“Yaudah
kalau gitu. Ayo, aku antar kamu ketemu sama Sam. Biar masalahnya ngga
berlarut-larut kaya gini.” ucap Irfan sambil beranjak dari tempat duduk
Saat Jessie ingin menghampiri Sam
dengan baik-baik untuk mendengarkan penjelasannya. Sam malah asik ngobrol
dengan Nadia. Saat itu juga niat baik Jessie yang ingin mendengarkan penjelasan
Sam, menjadi ternoda lagi dengan amarahnya. Sam tau kedatangan Jessie saat itu,
tapi Sam seolah cuek dan tak peduli. Sam tidak tau bahwa Jessie menghampirinya
untuk mendengarkan penjelasannya.
“Ayo,
Jes. Kamu masih mau kan dengerin penjelasan dari, Sam ?” tanya Irfan
“Udah,
Fan. Ngga usah aku udah terlalu muak sama dia!” tegas Jessie
“Ngga
bisa gitu, Jes. Kamu sudah membawa aku terlalu jauh ke dalam masalah percintaan
kalian. Ini adalah saatnya kalian mengakhiri sikap kalian yang seperti anak
kecil.” ucap Irfan
Jessie pergi begitu saja. Dan Irfanlah
yang akhirnya menghampiri Sam.
“Sam,
gue pengen ngomong sama lo ?” ucap Irfan
“Apa
? Tentang Jessie ? Iya gue tau lo suka kan sama Jessie.tapi harusnya lo tau
diri dong! (beranjak dari tempat duduk, dan mendorong pundak Irfan) Jessie itu
cewek gue!” tegas Sam
“Sorry,
Sam. Gue kesini bukan mau ngomongin itu. Gue cukup tau diri, Sam. Jessie lari
karena salah lo sendiri! Dan ini kedua kalinya lo buat Jessie kecewa. Tadi
Jessie kesini berniat baik, mau menghampiri lo untuk mendengarkan penjelasan
dari lo. Tapi apa ? Lo malah cuek dan asik-asikan berduaan sama cewek ini! Apa
masih pantas lo dibilang cowoknya, Sam!” tegas Irfan
“A..a..apa
? Jessie mau ngedengerin penjelasan gue ? Dimana Jessie sekarang ?” tanya Sam
“Jessie,
tadi pergi gitu aja sambil nangis ngeliat kelakuan cowoknya yang mesra-mesraan
sama cewek lain di depan matanya!” ucap Irfan
Sam terlambat mengejar Jessie. Lalu Sam
mengirim pesan singkat kepada Jessie.
“Sayang, aku minta maaf soal tadi di kampus. Aku ngga bermaksud
buat kamu kecewa lagi, aku kira dengan cara buat kamu cemburu, kamu ngga marah
lagi sama aku. Tapi ternyata aku salah. Aku memang bodoh, Jes. Tadi Irfan udah
jelasin sama aku. Apa kamu masih mau dengerin penjelasan aku ? tadi pas aku mau
ngejar kamu, aku terlambat ternyata kamu udah pulang. Jujur, Jes, I
really-really likes you. Aku ngga mau kita seperti ini terus. Kamu mau kan
baikan sama aku ?”
Lalu
Jessie membalas.
“Sam, yang aku kenal sekarang bukan seperti Sam yang dulu!
Jujur, Sam sikap kamu lebih kekanak-kanakan dari aku. Apa karena cewek itu ?
Karena cewek itu bisa memberikan apa yang kamu mau daripada aku ? Kalau memang
iya, bilang Sam. Jangan buat aku semakin terluka. Berkali-kali kamu minta maaf
dan berkali-kali juga kamu mengulanginya, aku lelah, Sam!”
Lalu
Sam membalas pesan singkat Jessie.
“Ngga begitu, sayang. Cuma kamu yang bisa memberikan apa yang
aku mau. Aku janji aku akan merubah sifat aku. Aku ngga bermaksud nyakitin
kamu, sayang.”
Jessie tak membalas lagi pesan Sam. Sam
berniat untuk kerumah Jessie malam harinya. Dan juga berniat untuk meyelesaikan
semua masalahnya dengan Jessie.
Malam telah datang dan dinginnya
merasuk hingga ke tulang. Sam tetap dengan tujuan awalnya, yaitu kerumah Jessie
untuk menyeesaikan masalah. Sesampainya dirumah Jessie, Sam langsung menelpon
Jessie untuk turun ke bawah menemuinya. Dan kali ini Jessie mau mengangkat
telfon darinya. Pertemuan mereka begitu hening. Sam menjadi canggung untuk
memulainya duluan. Sam melihat mata Jessie lembab, seperti habis menangis.
“Ada
apa ? Ngga usah basa-basi. To the point
aja, Sam.” ucap Jessie cuek
“I..iya,
Jes. Aku kesini cuma mau ngomongin tentang hubungan kita. Aku bigung, aku harus
mulai jelasin dari mana lagi. Apa kamu masih sayang sama aku, Jes ?” tanya Sam
“Sejujurnya
aku lelah, Sam. Tapi apa mau dikata, cinta aku masih buat kamu. Tapi aku udah
terlanjur sakit, Sam. Jujur sama aku, Sam, apa kamu punya rasa sama Nadia,
walaupun sedikit aja ?” tanya Jessie
Sam
hanya tertunduk.
“Ternyata
kamu sudah membagi cintaku, Sam! Kamu tega, Sam! Jadi ini hadiah terburuk yang
kamu kasih buat aku di hari jadi kita yang satu tahun ?” tegas Jessie
“Ta..tapi,
Jes. Rasa ini ngga terlalu dalam sama dia. Rasa terbesar aku masih untuk kamu.
Percaya sama aku…” tegas Sam yang semakin mendekati Jessie
“Tetap
saja, Sam. Seiring berjalannya waktu. Rasa terbesar yang kamu kasih untuk aku
sekarang, akan berpindah pada Nadia! Cinta itu hadir karena terbiasa, Sam!
Mungkin memang baiknya kita harus mengakhiri kisah kita.” ucap Jessie
membelakangi Sam
Lalu
Sam menarik tangan Jessie agar Jessie berbalik ke arahnya
“Jes,
liat aku, Jes! Aku sayang sama kamu dan aku cinta sama kamu. Apa kamu rela
mengakhiri semua kisah yang sudah kita lewati bersama selama satu tahun ini ?
Aku mohon, fikirkan lagi.” ucap Sam lalu memeluk Jessie
Lagi-lagi
Jessie meneterskan air mata.
“Pelukan
ini serasa membunuhku. Membuatku membisu dan diam dengan sejuta kata. Tak ada
alasan lagi. Bahwa kenyamananku masih pada dirinya. Tapi aku sudah tak sanggup.
Ayo, Jes, kamu harus belajar merelakannya!” gumam Jessie
Jessie
melepaskan pelukan Sam dan menghindar satu langkah dari Sam.
“Kenapa,
Jes ? Aku mencintai kamu.” ucap Sam sambil menitikan air mata
“Maaf,
Sam. Aku harus belajar untuk merelakan kamu.” ucap Jessie tertunduk
“Kamu
pasti bercanda kan, Sayang ?” ucap Sam tersenyum sambil menangis
“Aku
tau ini berat, Sam. Tapi aku harus melakukannya, Sam! Kamu jahat.. kamu jahat,
Sam!” ucap Jessie sambil memukul kecil Sam
“Sayang,
maafin aku. Aku janji aku akan jauhin Nadia. Tapi tolong jangan kamu akhiri
hubungan kita.” Ucap Sam sambil memegang tangan Jessie yang memukulinya
“Aku
benci sama kamu, Sam! Kamu bohong! Kamu…?” omongan Jessie terhenti
Lalu terjadilah ciuman hangat diantara
mereka ditengah hujan yang deras. Seakan semua masalah yang membuat mereka
bertengkar menjadi reda. Ciuman hangat itu baru Sam berikan dan pada akhirnya
mampumeluluhkan hati orang yang sangat ia cintai.
Setelah
itu, Jessie menyuruh Sam pulang. Jessie meminta waktu untuk memikirkan tentang
kelanjutan hubungannya dengan Sam. Jessie merenung dikamar mengingat kejadian
tadi.
“(sambil
memegang bibirnya) Apa itu tadi, Sam beneran cium aku. Selama satu tahun kita
pacaran baru kali ini, Sam berani mencium bibirku. Aku bagaikan
teombang-ambing, hatiku pun rasanya tak karuan, bahkan aliran darahku mengalir
lebih cepat dan jantungku berdegup lebih kencang. Ciuman hangat Sam membuat
hatiku luluh, seakan aku tak ingin melepaskannya. Oh Tuhan, apa lagi ini!”
gumam Jessie
****
“Baru
pertama kali aku merasakan ciuman hangat yang sederhana ini. Bibirnya yang
manis itu, buat aku tak ingin melepaskan bibirku yang menyentuhnya. Apa ini
pertanda bahwa Jessie memang cinta sejatiku. Rasanya ingin seksli lagi aku
mencium bibirnya yang manis itu, karena mampu membuat hatiku terasa tenang. Ah,
apasih yang aku fikirkan ini!!” gumam Sam
Keesokan harinya, Sam sangat menanti hasil dari pembicaraan semalam
dengan Jessie. Dan…
“Selamat
pagi, Sayang ?” sapa Sam kepada Jessie sambil tersenyum
“Selamat
pagi juga, Sayang. Nice day for you.” Ucap Jessie sambil mencium pipi Sam
Jantung Sam serasa berdebar lebih
cepat. Dan keringat dingin mulai keluar dari tubuhnya. Astaga, ciuman semalam
seperti magic. Jessie menjadi seperti
yang dulu.
“Nice
day for you too, My Sweetheart.” Ucap Sam lembut sambil mencium kening Jessie
Mereka terlihat begitu bahagia seperti
biasanya. Seolah masalah mereka kemarin hanya masalah kecil dan telah berlalu.
Memang ciuman itu sangat luar biasa, bisa membuat Jessie kembali pada Sam
seperti sedia kala.
Seminggu telah berlalu, mereka kembali
menjadi pasangan yang romantic seperti dahulu. Tapi sayang, sepertinya diantara
mereka masih belum terbuka. Mereka masih saling berbohong. Hingga pada suatu
hari mereka saling berbohong. Saat itu Sam mengajak Jessie dinner, tapi Jessie tiba-tiba membatalkannya, karena ia lebih
memilih pergi dengan Irfan. Begitu pun Sam, Sam bilang kalau dia ada dirumah
dan tidak kemana-mana.
****
Diperjalanan
Irfan bertanya tentang hubungan Jessie dengan Sam.
“Oh
iya, Jes. Ngomong-ngomong kamu udah izin sama Sam, kalau mau pergi sama aku ?”
tanya Irfan
“Buat
apa izin, Fan ? Emang dia bodyguard
aku ? Sam ngga tau kok, aku pergi sama kamu. Sebenarnya hari ini Sam ngajak dinner. Tapi aku batalin karena aku
pengen dinner sama kamu. Don’t disappointed me.” Ucap Jessie
tersenyum
“Tapi
kan dia pacar kamu, Jes ? Duh, aku jadi ngga enak, gara-gara aku kalian ngga
jadi dinner.” Ucap Irfan
“Ssssttt..udah,
Fan. Kita lagi berdua. Ngga usah ngomongin dia.” Ucap Jessie tersenyum
“Ta..ta..pi
kan, Jes ?” ucap Irfan
“Please,
Fan. Aku pengen kamu menjadi pelangi yang selalu membuat hari-hari aku berwarna
dan aku pengen kamu menjadi bintang yang paling terang di dalam hati aku,
menggantikan bintang yang sudah redup.” Ucap Jessie sambil memgang tangan Irfan
Tiba-tiba
Irfan mengerem dengan mendadak.
“”Jes,
aku…aku…aku (sambil meraih wajah Jessie) aku cinta sama kamu.” Ucap Irfan
dengan cepat mencium bibir Jessie
Sesudah ciuman itu berakhir. Irfan
kembali tancap gas. Jessie hanya tertunduk sambil tersenyum. Ternyata mereka
saling mencintai, Jessie sudah muak dengan Sam. Dan sekarang penggantinya
adalah Irfan. Sam mengira dirumah itu membosankan, akhirnya Sam pergi ke Café.
Dan ternyata Sam pergi ke café dimana tempat Jessie dan Irfan dinner.
****
“Jes,
Maafin aku soal tadi di mobil ya.” ucap Irfan
“I..iya,
Fan ngga apa-apa. Rasanya kecupan itu sangat bermakna untuk aku.” Ucap Jessie
seraya tersenyum
“Ah,
kamu nih ada-ada aja. Tapi sayang….” Irfan menghentikan pembicaraannya dan
tertunduk sejenak
“Kenapa,
Fan ?” tanya Jessie
“Tapi
sayang, kamu masih seutuhnya milik Sam.” Ucap Irfan
Jessie
meraih dagu Irfan dan mengangkatnya.
“Hei
kamu. Percayalah, suatu saat nanti kamu akan menjadi pemenangnya, Fan.” Ucap
Jessie
Dibalik
kata-kata itu Jessie menyimpan harapan besar kepada Irfan untuk menjadi
pengganti Sam kelak. Setelah itu Irfan permisi ke toilet untuk mencuci tangan.
Dan tak disangka Irfan bertemu dengan kekasih orang yang dicintainya yaitu Sam.
Dan Sam berdiri tepa di samping Irfan, mereka sambil mentap kea rah kaca.
“Elo
? Kebetulan ya kita ketemu disini. Ngapai lo disini ? Oh gue tau pasti lo dinner sama pacar lo kan ? Putus asa yak
arena Jessie kembali lagi sama gue.” Ucap Sam tersenyum sinis
Irfan
hanya terdiam lalu ia langsung keluar dari toilet.
“Aneh
banget sih tuh orang. Gue ajak ngomong malah diem terus pergi.” Gumam Sam
Saat
kembali duduk dihadapan Jessie, Irfan terlihat seperti orang yang ketakutan.
Keringat dingin mengucur deras dari lehernya.
“Fan,
kamu kenapa ?” tanya Jessie yang penasaran
“Ngga
kok, Jes. Aku ngga kenapa-napa.” Jawab Irfan dengan gugup
****
Disisi lain Sam curiga dengan Irfan. Ia
ingin memastikan bahwa bukan Jessie yang Irfan ajak dinner di café ini.
“Oh
jadi ini orusan keluarga kamu, Sayang ?” ucap Sam yang tiba-tiba berdiri tepat
di belakang Jessie
“Emh,
Sam ? Kok kamu ada disini ? Ma..ma..maafin aku, Sam.” Ucap Jessie
“Aku
kecewa, Jes. Aku udah berubah demikamu. Tapi apa balesan kamu, Jes!” tegas Sam
“Rasanya
ciuman hangat kamu kemarin adalah kenangan terakhir kita, Sam. Aku sudah
berkali-kali memberikan kesempatan, tapi apa ? kamu masih menghianatinya.
Jangan salahin aku kalau nyatanya aku berpindah ke lain hati, Sam.” Ucap Jessie
“Maksud
kamu apa ? Kamu tega mengakhiri hubungan kita karena cowok ini, Jes ? Satu
Tahun, Jes. Kamu mudah melepasnya begitu saja ?” tanya Sam
“Satu
tahun juga, Sam. Kamu mudah membagi kasih sayang kamu sama cewek lain. Aku udah
lelah sama kamu. Bahkan rasa terbesar yang aku miliki untuk kamu, sudah lenyap
seperti debu yang tertiup angin.” Jelas Jessie
Suasana semakin memanas. Hati Sam
semakin tak karuan. Emosinya muai memuncak dan menguasai hatinya.
“(Sam
membanting tangannya dengan keras ke meja makan) Omong kosong!! Jadi kemesraan
kamu sama aku setelah ciuman itu hanya settingan,
Jes. Ini pasti gara-gara cowok itu.” Ucap Sam sambil menunjuk Irfan
“Lo
boleh, Sam menyalahkan gue, pukul gue! Tapi jangan lo bentak Jessie! Sepenuhnya
bukan salah Jessie. Lo tau kan penyesalan ngga pernah datang di awal. Lo yang
memulai, Sam. Dan lo harus terima resikonya, kalau memang nyatanya lo yang
sebaliknya harus terluka!” jelas Irfan
“Oh,
banyak omong lo, Fan! (Sam sambil melepaskan pukuan ke pipi kanan Irfan).”
Tegas Sam
“Sam,
kamu apa-apaan sih! Fan, kamu ngga apa-apa kan ?” tanya Jessie yang mulai geram
dengan sikap Sam yang arogan
“Aku
ngga apa-apa kok, Jes.” Ucap Irfan seraya tersenyum sambil kesakitan
“Apa
? Disaat seperti ini kamu lebih perhatiin dia dari pada aku!” tegas Sam
“Jangan
buat aku semakin muak, Sam. Hal konyol yang kamu lakuin tadi itu diluar kendali
kamu. Sam yang aku kenal dulu ngga arogan seperti sekarang!” bentak Jessie
“Ayo,
Fan. Kita pergi dari sini.” Ucap Jessie sambil memapah Irfan keluar café
“Tunggu
pembalasan gue, Fan!” gumam Sam
Akhirnya Jessie dan Irfan pergi
meninggalkan Sam. Sam sangat kecewa bahkan marah dengan Jessie. Saat Sam pulang
kerumah, Sam merenungi apa yang telah terjadi dengan hubungannya dan Jessie.
“Emosi
selalu menguasai gue. Gue udah menyakiti kelembutan hatinya Jessie selama satu
tahun ini dengan kekalahan gue melawan ego gue sendiri. Padahal Jessie begitu
mencintai gue. Gue akuin memang gue yang memulai semuanya, tapi sekarang kenapa
gue yang paling terluka! Disaat gue mulai meupakan Nadia dan kembali seutuhnya
sama Jessie, tapi sebaliknya Jessie pergi bersama Irfan, orang yang kini
berhasil mendapatkan cintanya Jessie. Mungkin memang kisah gue dan Jessie sudah
ditakdirkan untuk berakhir. Dan Jessie telah menemukan sosok yang pasti untuk
dirinya, tak seperti gue yang jauh dari harapan Jessie.” Gumam Sam sambil
menangis meratapi semua yang telah terjadi
Pagi ini matahari keluar dari
peraduannya. Kicauan burung pun menyambut pagi yang cerah ini. Hari ini Sam
harus menyelesaikan masalah dengan orang yang sangat ia cintai, tapi apa daya
kini cinta kekasihnya telah berpindah ke hati yang lain. Kini Sam harus belajar
merelakan kekasihnya pergi bersama dengan orang lain. Karena Sam menyadari
bahwa dirinya sudah terlalu jauh menyakiti Jessie. Sam mengahampiri Jessie dan
irfan yang saat itu sedang duduk berdua di taman.
“Sam,
ada apa ?” tanya Irfan
“Mau
apalagi kamu kesini! Belum puas dengan kejadian semalam!” tegas Jessie
“Jes,kamu
ngga boleh gitu. Status dia masih pacar kamu, lho!” ucap Irfan
“Kamu
boleh maki aku, pukul aku. Asal kamu jangan benci aku, Jes. Aku minta maaf
dengan semua yang pernah aku lakuin ke kamu dan Irfan. Aku sadar, Jes. Semua
ini aku yang memulai dan aku juga harus menerima kenyataan. Mulai saat ini aku
akan melepas kamu dan belajar merelakan kamu dengan Irfan. Maafin aku, Jes kalau
selama ini aku belum bisa menjadi seseorang yang kamu harapkan.” Jelas Sam
“Sebenarnya
sangat mustahil, Sam. Membenci orang yang pernah aku cintai, aku memang marah,
kesal bahkan kecewa. Tapi aku ngga pernah belajar untuk membenci seseorang yang
telah menyakiti aku. Kita pernah bersama selama satu tahun, Sam. Aku juga belum
bisa melupakan itu. Tapi setelah kamu melepaskan aku dan cintaku. Aku akan
belajar untuk merelakan kebersamaan kita selama satu tahun. Semoga kamu bisa
mendapatkan pengganti yang lebih baik dari aku, Sam.” Ucap Jessie tersenyum
“Makasih
ya, Jes. Kalau kamu ngga benci sama aku. Walau aku tau ini berat, tapi aku
harus melakukannya. Sejujurnya aku masih mencintai kamu, Jes. Tapi aku sadar,
aku tak bisa memaksamu untuk mencintaiku kembali. Boleh aku peluk kamu, sebelum
kamu menjadi milik orang lain ?” tanya Sam
Jessie
melihat ke arah Irfan. Dan Irfan mengangguk sambil tersenyum.
Sam
memeluk Jessie dengan erat. Irfan menjadi saksi berakhirnya hubungan mereka.
“Maafin
gue, Sam. Gara-gara gue kalian jadi putus.” Ucap Irfan menunduk
Sam
melepaskan pelukannya.
“Ngga
perlu minta maaf, Fan. Gue udah berlapang dada. Ngga semuanya salah lo juga.
Gue dan Jessie juga salah. Dan gue mohon 1 hal sama lo, jaga Jessie baik-baik.
Jangan pernah membagi cinta Jessie dengan orang lain, dan yang paling penting
selalu menjadi sosok yang bisa diharapkan Jessie. Urusan kita udah clear ya, gue janji ngga akan ganggu
kalian lagi. Dan gue harap kalian bahagia. Jessie, jaga diri kamu baik-baik ya,
jangan nakal dan cintailah Irfan lebih dari kamu mencintai aku dulu.” Ucap Sam
sambil membelai rambut Jessie
“Makasih
untuk semuanya, Sam. Aku harap kamu juga bisa mencintai seseorang seperti apa
yang kamu harapkan.” Ucap Jessie
Pada akhirnya Sam pergi meninggalkan
Jessie dan Irfan. Kini hubungan Sam dan Jessie resmi berakhir. Setelah itu,
Jessie dan Irfan jadian. Sosok Sam kini sudah menjadi kenangan untuk Jessie,
walaupun kini Sam sangat menyesal dengan apa yang dia lakukan. Sam harus
belajar merelakan dan menerima resiko dari apa yang telah ia perbuat. Dari
Jessie, Sam belajar. Bahwa cinta memang hampa tanpa sebuah kejujuran. Dan kini
Sam harus bernafas tanpa Jessie di setiap harinya.
Komentar
Posting Komentar